Minggu, 09 Januari 2022

MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH


PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Guru Bergerak Indonesia Maju

                                     MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH

OLEH            : NURWAHID, S.Pd.I

CGP              : ANGGKATAN 4 KABUPATEN MELAWI

INSTANSI     : SMP NEGERI 10 SATAP SAYAN


A. Latar Belakang

Saat kita membicarakan tentang dunia pendidikan, maka kita tidak bisa lepas dari Tokoh pendidikan Populer,  yang menjadi panutan bagi terciptanya dunia pendidikan, dimana pemikirannya tak pudar oleh zaman dan waktu. Bahkan hingga kini pemikirannya masih relefan dengan Kodrad Zaman dan Budaya, meski dunia pendidikan di Indonesia sudah memasuki Abda ke-21. Siapa lagi kalua bukan Ki Hajar Dewantara.

Dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara salah satu diantaranya adalah bagaimana megembalaikan dan memberikan pembelajaran sesuai dengan Kudrat Siswa dan Alam, Memperthatiakn Budaya Lokal dan Zaman, pembelajaran yang berasaskan kemerdekaan yaitu pembelajaran yang berpihak kepada SISWA dan kemanusiaan. Sebagai seorang guru bagaimana kita harus terus mengedepankan dan menjadi teladan, membangun motivasi dan memberikan dorongan, arahan, dan nasihat kepada siswa, agar mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan minat, bakat dan kudrat sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Menjadi pendidik adalah suatu hal yang unik. Mengapa? salah satunya adalah karena kita yang berprofesi sebagai Guru dihadapkan dengan Insan yang dalam hal ini adalah siswa atau peserta didik, yang mereka hadir, datang dan selalu kita hadapi setiap hari dengan berbagai macam karakternya, dan kita sebagai guru atau pendidik memiliki kewajiban dan tugas utama yakni, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Demikian kutipan singkat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen.

Jika kita melihat kutipan undang-undang tersebut, dalam hal kaitannya dengan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, dan melatih, maka ini tidak jauh dari Semboyan dari Filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara yakni Ing Ngarso Sang Tulodo, In Madyo Mangun Karso, Tutwuri Handayani yang berarti bahwa Sebagai Pendidik dalam hal Pengajaran Guru harus mampu menjadi teladan bagi lingkungan sekitar, tidak hanya untuk Guru dan siswa namun semua Ekosistem pendidikan di sekitarnya. Guru Juga harus mampu sebagai Pengarah dan memberikan gagasan untuk peserta didiknya utamanya adalah Motivasi yang dapat memberikan pengalaman bagi anak sesuai dengan Kudrat anak, zaman dan budaya sekitar, lebih lanjut, Ki Hajar Dewantara (KHD) mengingatkan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sebagai seorang pendidik, tentu kita mendambakan peserta didik yang cerdas, berwawasan Global, memiliki Laku dan budi pekerti yang Mulia serta berkarakter dan lain sebagainya. Selain itu, kita ketika melakukan pembelajaran dikelas, menginginkan kelas yang Nyaman, Kondusif dan membatu peserta didik dalam mengembangkan Potensi mereka masing-masing sesuai dengan Kudratnya. Tentu untuk mencapai itu semua memerlukan Budaya sekolah yang baik dan Memiliki Disiplin budaya Positif yang akan berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya peserta didik dan mereka merasa aman dan nyaman ketika disekolah, sehingga pembelajaran yang didapat akan bermakna untuk mereka (peserta didik) nantiny.

Sejatinya, penanaman dan pengemabangan Budaya Positif disekolah sudah sering dilakukan, yang dituangkan dalam bentuk Tata Tertib Sekolah. Namun selama ini sekolah membuat aturan dan penjabarannya hanya sebatas himbauan yang dilakukan di saat upacara, apel dan dindakan hukuman atau sanksi. Namun, hal ini masih jauh dari kata keberpihakan sekolah kepada Peserta didik dan memperhatikan Kudrat mereka. padahal setidaknya Aturan sekolah perlu dikuatkan dengan Nilai atau keyakinan kelas, sebagai pencapaian harapan dari Visi dan misi sekolah utamanya adalah tentang menumbuh kembangkan Nilai dan Budaya Positif yang berpusat pada keberpihakannya terhadap Peserta didik. Budaya positif di sekolah berarti nilai, gagasan, tindakan, dan karya-karya baik tersebut ada di sekolah. Contoh yang sering kita temukan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun. Senyum adalah sebuah tindakan kecil yang bisa menguatkan hubungan. Ia bersifat mirroring. Artinya, apa yang kita lakukan akan kembali persis pada kita. Seperti kalau kita bercermin.

Sekolah sebagai institusi pendidikan wajib hukumnya menyemai bibit-bibit Budaya Positif di Sekolah, Mengapa? Karena Sekolah bertanggungjawab penuh mewujudkan apa yang dimaksud dengan pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara. Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Norma-norma baik yang disuntikkan guru kepada murid akan semakin menguatkan, mengokohkan kepribadian murid sehingga murid tidak saja cerdas secara akademik tetapi juga santun secara moral. Dengan demikian, Profil Pelajar Pancasila (PPP) yang diidam-idamkan bisa diwujudkan. Yaitu, Pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

Sebagai seorang guru penggerak, dalam hal menciptakan budaya positif sekolah sebagai alur dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, guru dibekali dengan kekuatan yaitu memiliki nilai-nilai yang harus dipegang teguh dan peran yang harus dimainkan. Nilai-nilai mandiri, reflektif, inovatif, kolaboratif, dan berpihak pada murid harus benar-benar menjadi pondasi dan keyakinan dalam diri seorang Guru. selain itu, peran kita sebagai pemimpin pembelajaran, penggerak komunitas praktisi, coach bagi guru lain, dan menggerakkan kepemimpinan murid semakin melengkapi peran kita sebagai guru. Namun sudah barang tentu, kita (guru) juga harus menyadari betul bahwa dalam menciptakan Budaya Positif disekolah yang sesuai dengan Filosofi Pemikiran dari Ki Hajar Dewantara dan perwujudannya Profil Pelajar Pancasila, harus membutuhkan waktu yang lama dan sabar dalam menjalaninya. Selain itu kita tidak bisa bekerja sendiri, melainkan kita harus bergerak bersama, berkolaborasi dengan pihak kepentingan dan unsur lingkungan sekitar sekolah serta Keterlibatan Orang tua, Komite, kepala sekolah dan Guru.

B. Tujuan 

1. Melakukan Sosialisasi kepada kepala sekolah dan teman sejawat di sekolah

2. Untuk menyusun Keyakinan kelas bersama peserta didik

3. Untuk mendisiplinkan murid, melam menciptakan budaya Positif di sekolah, sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila

4. Untuk melakukan pembiasaan yang diterapkan di sekolah dan kehidupan sehari-hari

C. Tolak Ukur

Sebagai Tolak ukur keberhasilan kegiatan Aksi Nyata ini agar memili bukti kegiatan yang nyata yakni dibuktikan dengan Dokumentasi berupa Foto (gambar), Video berupa kegiatan, guru berbagi kepada kepala sekolah dan Teman Sejawat, serta Penerapan Budaya Positif di sekolah, melalui penyusunan Keyakinan Kelas bersama peserta didik.

D. Dukungan Yang Dibutuhkan

Agar kegiatan Aksi Nyata ini berjalan dengan baik, maka diperlukan Kolaborasi bersama kekuatan yang ada disekolah, yaitu:

1. Kepala Sekolah dan Teman Sejawat

2. Siswa

3. Alat/Bahan pendukung kegiatan berupa Laptop, Camera/Hp, Kertas dan Sepidol serta Alat lainnya.

E. Tidakang yang dilakukan

1. Kegiatan Guru Berbagi dengan Teman Sejawat:

Pada Kegitan ini, CGP membuat Dokumentasi Video dan foto selama kegiatan Berbagai tentang Bida Positif disekolah:

Adapun Link Video dapat di luhat pada Chanel Youtube dengan laman Link: https://www.youtube.com/watch?v=CW3sLJrg5CE&t=168s

dan berikut dokumentasi berupa Gambar Kegiatan Seminar Guru Berbagi Budaya Positif di Sekolah:






2. Kegiatan Penyusunan Keyakina Kelas

Pada Kegitan ini, CGP membuat Dokumentasi Video dan foto selama kegiatan Penyusunan Keyakinan Kelas disekolah (SMP Negeri 10 Satap Sayan):







3. Budaya Positif disekolah





Kegiatan Siswa di Hari Sabtu (Jam Pengembangan Diri)


Senam Bersama setiap Hari Jum'at/Sabtu Pagi


Peraktik Ibadah dijam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

 



 

 

 

 

 

 

6 komentar:

Tugas 3.3.a.10 Aksi Nyata- Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid

  Tugas 3.3.a.10. Aksi Nyata Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid Oleh. Nurwahid CGP Angkatan 4 Kabupaten Melawi Provinsi Kalimanta...