Senin, 25 April 2022

Tugas. 3.1.a.9 Koneksi Antarmateri- Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

 


TUGAS: 3.1.A.9. KONEKSI ANTARMATERI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

OLEH NURWAHID

CGP ANGKATAN 4 KABUPATEN MELAWI

PROVINSI KALIMANTAN BARAT.

 

 

 “Mengajarkan anak menghitung itu baik,

namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(
Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

 

1.    Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Pendidikan sangat erat kaitannya dengan Guru, Murid, Kurikulum dan tempat (Gedung dan Kelas). Dimana disanalah akan adanya nilai-nilai penanaman pengetahuan, pembentukan karakter dan pengalaman serta  proses belajar mengajar yang akan menjadi makna dalam kehidupan bagi murid, guru dan lingkungan sekolah. Oleh karena itu, pemikiran Pendidikan Nasional  Indonesia tidak bisa kita lepaskan dari konsep pemikir-pemikir terdahulu. Sejarah pendidikan Indonesia telah mencatat bahwa pendidikan indonesia ini tidak bisa kita pisahkan dari peran dan Tokoh utama dalam Visinya mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu Ki Hajar Dewantara.

Masih lekat hingga hari ini, Topi murid-murid SD bahkan hingga SMA memiliki Logo yang bertuliskan Tutwuri Handayani. Semasa kecil bahkan hingga SMA banyak dari kita saat itu tidak menanyakan apa makna maksud dari logo dan semboyan tersebut kepada guru-guru kita. Atau bahkan hari ini, para pendidik belum bisa dan menemukan makna konkrit dari semboyan tersebut. Dan ini juga yang dimungkinkan salah satu faktor mengapa kita kerap salah dalam melakukan praktik baik dalam belajar dan pembelajaran.

Sebagai Pejuang pendidikan, Ki Hajar Dewantara kerap memberikan dan mencurahkan pemikiran-pemikirannya terntang pendidikan yang semuanya untuk dan berpusan kepada murid. Seperti kita ketahui bahwa, yang paling berpengaruh dalam pendidikan kita di Indonesia  adalah pandangan Ki Hajar Dewantara, pendiri Taman Siswa dengan filosofi Patrap Triloka. Patrap triloka terdiri atas tiga semboyan yang sampai saat ini menjadi panutan di dunia pendidikan Indonesia yaitu Ing ngarso sung tuladha (di depan memberi teladan), Ing madya mangun karsa (di tengah membangun motivasi dan semangat), Tut wuri handayani (di belakang memberikan dukungan). Patrap Triloka ini juga dapat menjadi asas bagi guru dalam perannya sebagai seorang pemimpin pembelajaran, yang keumudian  Bagaimana semboyan-semboyan ini berpengaruh terhadap peran, kretivitas dan keterampilan guru dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran?”

Ing ngarso sung tuladha mengajarkan bagi seorang pendidik bagaimana setiap kebijakan dan pengambilan keputusan dalam pembelajaran harus mampu memberikan keteladanan bagai murid dan lingkungan. Tidak hanya itu, pengambilan keputusan yang memberikan keteladan juga  sebagai nilai-nilai kebajikan yang harus tertanam bagi guru dalam hidup dan kehidupannya sehingga murid pun dapat merasakan setiap apa yang dia dapatkan selama prose belajar berlangsung. Ing madya mangun karsa. Semboyan ini memberikan kekuatan bagi guru bahwa pengambilan keputusa sebagai pemimpin pembelajaran yang dilakukan oleh guru, harus dapat menjadi Asupan pembangkit motivasi dan Semangat bagi muridnya dan guru-guru atau rekan sejawad agar tetap terus semangat guna menggali potensi baik dan berusaha terus menjadi yang terbaik. Dengan semboyan Tut wuri handayani  ini, bagai mana pengambilan keputusanyang dilakukan oleh seorang guru harus betul-betul memberikan dorongan bagi individu untuk mengeluarkan segenap Potensinya.

2.    Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Disadari atau tidak, sebagai guru tentu kita mempunyai nilai-nilai kebajikan universal yang melekat dan tertanam dalam diri dan jiwa. Selain itu, dalam literasi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, setidak nya ada 3 prinsip dalam pengambilan suatu keputusan, dan Ketiga prinsip tersebut adalah: Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking).

Dari ketiga prinsip tersebut, maka  Setiap yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan tentunya sedikit banyak akan berkaitan dengan nilai-nilai yang sudah tertanam dan terpatri erat dalam diri kita. Setiap Prinsip yang kita diambil, akan cenderung mengikuti nilai-nilai apa yang ada dalam diri individu/seseorang. Sebagai contoh, Seseorang guru yang tidak bisa mengendalikan emosinya dengan baik mampu menguasai Egonya (tidak egois), reflektif, kolaboratif  dan memiliki jiwa sosial yang tinggi, akan cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking). Sedangkan seseorang guru yang memiliki nilai diri mandiri, jujur, disiplin dan memiliki komitmen yang kuat untuk taat pada peraturan cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking). Selanjutnya seseorang guru yang memiliki nilai empati yang tinggi, rasa kasih sayang dan rasa kepedulian cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Namun tentunya yang terbaik adalah bagaimana seorang guru mampu mengkolaborasikan antra prinsip pengambilan keputusan dan nilai-nilai dalam diri dengan menyesuaikan masalah yang sedang dihadapi, sehingga keputusan yang diambil akan cenderung lebih Efektif, terukur dan dapat dipertanggung jawabkan.

3.    Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Materi-materi dan bimbingan yang diberikan Pengajar praktik dan Fasilitator telah membantu saya dalam melakukan pemahaman, melatih saya dan mengevaluasi  dalam praktik pengambilan keputusan. Apakah keputusan yang saya ambil sudah sisuai dan berpihak pada murid. Mungkin setiap orang mempunyai persepsi yang sama, bahwa hal yang paling sulit dalam pembelajaran salah satunya adalah melakukan Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang berdampak Positif dan sesuai dengan Nilai-nilai kebajikan religius, Lingkungan, murid dan rekan sejawat.  Atau bahkan keputusan yang kita ambil cenderung salah dan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Oleh karena itu, Prosesi Coaching membantu kita dan dengan proses Coaching juga memilikin peran penting yang tidak hanya membantu Koachee mengurai dan menyelesaikan masalah, namun juga dengan Informasi yang diberikan dan di sampaikan Coachee dapat membantu Coach dalam peranannya pengambilan keputusan yang efektif, terencanya, terukur dan berdampak.  Selain itu, proses coaching juga memberikan kemudahan kepada Guru yang berperan sebagai coach untuk menggali informasi dan meberikan pertanyaan-pertanyaa outentik yang mengarah kepada identifikasi dan sarana untuk pemenuhan 4 paradigama dilema Etika , 3 prinsip dan 9 (sembilah) bahan konsep pengambilan dan uji keputusan pada pengambilan keputusan Sebagai pemimpin pembelajaran.

4.    Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Sebagai pemimpin pembelajaran kita terkadang salah dalam melakukan pengambilan keputusan, atau bahkan ragu dengan hasil yang telah kita putuskan, terkadang pula keputusan itu tidak sesuai dengan Nilai-nilai kebajikan lingkungan atau muncul pertanyaan-pertanyan dan lahirnya opsi lain dalam penyelesaiannya. Untuk itu, Usaha Sadar dalam pengambilan keputusan yang dibutuhkan dan benar-benar harus dengan emosional yang stabil. Kita sering dituntut untuk cepat dan tanggap dalam pengambilan keputusan, dan dari sini pula kita harus dan jangan sampai merugikan dan tidak berpihak pada murid. Proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, dengan segala kompetensi  kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial  (relationship skills) yang dilakuakn oleh guru tentu akan mewujudkan Tut wuri handayani dengan memberikan dorongan secara moril maupun materiil bagi semua warga sekolah tak terkecuali murid-muridnya.

5.    Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Ketika saya dihadapakan pada suatu kasus, utamanya masalah dilema Etika ataupun bujukan Moral, maka saya harus terampil dalam menyelesaianya. Dan hal utama yang harus saya lakukan adalah dengan melakukan analissi dan menentukan bentuk dilema yang terjadi. Jika yang dihapkan pada dilema Etika, maka saya akan melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang dan berusaha menggunakan 3 prinsip pengambilan keputusan, 4 paradigma dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan, di mana dasar dari keseluruhannya adalah nilai-nilai yang saya miliki.

Sebagai seorang pendidik yang telah memiliki dan tertanam nilai-nilai guru penggerak yaitu Mandiri, inovatif, kolaboratif, reflektif dan berpihak pada murid, serta nilai-nilai luhur lainnya yang telah tertanam dalam jiwa seorang guru dan CGP, maka sudah sepatutnya dan menjadi keharusan bahwa Mengahadapi Kasus dan masalah, mengkaji dan menganalisisnya serta melakukan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran juga harus berpihak pada murid, terukur dan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal. Selain itu, keputusan yang ditetapkan juga dapat dipertanggung jawabkan.

6.    Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Dalam Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang tepat adalah manakala dilakukan dengan Tahapan demi tahapan, melalui pengkajian, identifikasi dan dilakukannya analisis yang jelas dan tepat. Sesuai dengan Literasi yang sudah kita dapatkan, maka perlu kita memeperhatikan dan mempertimbangkan 4 (empat) paradigma dilema Etika, paradigma Dilema Etika apa yang sedang kita hadapi. Apakah dilema Etika Individu lawan masyarakat, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan atau jangka panjang lawan jangka pendek. Selain itu, Apakah keputusan yang kita ambil sudah sesuai dengan Prinsip Dilema Etika, apakah Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Serta dipadukan dengan 9 langkah pengambilan keputusan. Sembilan keputusan tersebut yaitu:

a.         Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

b.        Menentukan siapa saja yang terlibat

c.         Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan

d.        Pengujian benar atau salah yang didalamnya terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji keputusan panutan/idola

e.        Pengujian paradigma benar lawan benar

f.          Prinsip Pengambilan Keputusan

g.         Investigasi Opsi Trilemma

h.        Buat Keputusan

i.           Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan.

7.    Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Dalam pengambilan keputusan sebagai guru dan CGP adalah ketika menentukan dan melakukan Identifikasi terhadap Dilema. Apakah itu dilema Etika atau Bujukan Moral. Selalin itu setidaknya adala beberapa kesulitan lain yang dialami, yaitu:

a.    Nilai dan budaya yang masih kental dimasyarakat, yang terkadang terasa kabur jika dibandingkan dengan nilai-nilai kebajikan lainnya.

b.    Paradigma berfikir disebabkan kurang dinamisnya dalam menerima informasi dan perubahan hal-hal yang baru yang lebih efektif dan efesien.

c.     Akurasi informasi yang diperoleh tidak akurat, sehingga sulitnya dalam melakukan identifikasi masalah.

8.    Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang guru tentu memiliki korelasi yang sangat erat dan saling mempengaruhi. Artinya bahwa kita sebagai guru bukan hanya bisa memberikan dan mentrasnfer pengetahuan saja, namun jauh dari itu, guru hari ini harus mampu juga menjadi teladan, motivator sekaligus sebagai pendorong Murid dan teman sejawat. Karena pada konteks pembelajaran, maka keputusan yang dilakukan harus sesuai dan keputusan  yang berpihak pada peserta didik. Oleh Karena itu, setiap  keputusan yang  oleh guru dan CGPmerupakan sebagai bentuk proses dalam menuntun murid untuk merdeka, tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat alam, zaman dan potensi serta budaya yang dimilikinya. Guru hendaknyan dapat memberikan ruang bagi murid dalam proses pengajaran untuk merdeka mengemukakan pendapat dan mengekspresikan bakat dan potensi yang dimiliknya. Dengan demikian murid-murid dapat belajar mengambil keputusan yang sesuai dengan pilihannya sendiri tanpa paksaan dan campur tangan orang lain, karena pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah dapat memberikan keselamatan dan kebahagian pada murid.

9.    Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Sebagai pemimpin pembelajaran, tentu dalam pengambilan keputusan banyak pertimbangan yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah memperhatikan kebutuhan peserta didik. Setiap keputusan pembelajaran yang kita lakukan harus dapat mempengaruhi sendi-sendi Bagi kehidupan masa depan murid. Bagaiman murid dapat mengali setiap Potensinya dari cara pembelajaran yang dilakaukan oleh guru, keputusan yang diambil juga harus dapat menuntun murid dalam tumbuh kembangnya, lakunya dan cara berfikir murid hingga mereka dapat memaknai dari setiap pengajaran yang dilakukan guru dan menjadi sebuah Nilai dan budaya baik  yang tertanam dalam diri dan jiwanya untuk tumbuh dan hidup sesuai dengan Kudrat dan zamannya serta budaya tempat tinggalnya.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Pada rangkaian Jurnal yang saya tuliskan pada kali ini yang berkaitan dengan modu 3.1.a.9 Koneksi antar materi, maka ada beberapa catatan penting sebagai bentuk kesimpulan Akhir Modul 3.1. Kita sebagai Guru yang akan menerapkan praktik baik tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, dimana dalam pelaksanaannya secara langsung kita akan memerankan filosofi Pratap Triloka sebagaimana yang disampaikan Oleh Ki Hajar Dewantara. Guru akan menjadi teladan, guru akan menjadi Motivator dan penyemangat bagi murid dan rekan sejawat, dan guru juga akan menjadi pendorong yang diwujudkan dengan menjadi pemimpin dalam nenuntun laku atau budi pekrti murid dan penanaman Budaya Positif untuk murid, lingkungan dan warga belajar dan pembelajaran yang ada di sekolah.

Menjalankan praktik baik dari Filosofi Ki Hajar Dewantara tentu tidaklah mudah, terlebih dalam melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada murid. Untuk itu,  guru dan CGP yang akan menjadi agen perubahan harus menyusun dan mempuyai Visi yang jelas. Dan untuk mewujudkannya, perlu melakakukan tahapan perubahan dengan manajemen, metode dan teknik BANGJA. Selain itu, dengan Kemampuan guru dalam mengelola Sosial Emosional yang matang,  dengan keterampilan dan cara pembelajaran yang dilakukan guru, maka sedah sepatutnya guru harus mengintegrasikan pembelajaran dengan Berdiferensiasi guna pembelajaran yang mengedepankan kebutuhan murid. Dengan ini pula, selain melakukan pembelajaran didalam kelas dan diluar kelas, guru juga harus berperan sebagai coach dengan penerapan model TIRTA dalam mengoptimalkan, menggali potensi murid dan membantu murid dalam permasalahan dalam pembelajaran yang tepat dan terarah untuk mewujudkan merdeka belajar dan memiliki Murid dengan Profil Pelajar pancasila dan nilai-nilai yang terkandung dalam Filosofi Ki hajar Dewantara.

 



Tugas 3.3.a.10 Aksi Nyata- Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid

  Tugas 3.3.a.10. Aksi Nyata Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid Oleh. Nurwahid CGP Angkatan 4 Kabupaten Melawi Provinsi Kalimanta...