Selasa, 03 Mei 2022

Tugas 3.1.a.10 Aksinyata Modul 3.1



Tugas 3.1.a.10. Aksi Nyata
Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
Oleh. Nurwahid
CGP Angkatan 4 Kabupaten Melawi
Provinsi Kalimantan Barat

Peristiwa/Fakta (facts)

A.      LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang sekaligus menjadi tujuan pendidikan nasional. Ini sesuai dengan  Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:  “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pernyataan diatas juga sejalan dengan Filososfi Ki Hajar Dewantara dimana dalam pemikirannya beliau tentang Pendidikan dan sebagai tokoh Pendidikan Indonesia mengemukakan bahwa Dalam pandangan Ki hajar Dewantara, “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya. Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat”.

Dari tujuan pendidikan nasional tersebut dapat dipahami bahwa melalui pendidikan, bangsa Indonesia menginginkan terciptanya sumber daya yang tidak hanya berilmu saja tetapi juga memiliki karakter yang sesuai jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut, pembetukan sikap peserta didik merupakan hal yang paling utama. Pembentukan sikap ini merupakan pondasi awal untuk membentuk kepribadian yang berakhlak dan berilmu. Pembentukan sikap ini dapat dilakukan melalui proses penanaman nilai-nilai luhur baik itu melalui proses pembelajaran maupu kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lainnya Pemikiran Ki hajar tersebut menyiratkan fungsi guru yang esensial yakni sebagai penuntun. Penuntun bagi kodrat alam yang sudah dimilikinya sejak lahir berupa bakat dan kondisi dimana ia dilahirkan. seorang anak harus diajarkan sesuai dengan kodrat alam dimana ia tinggal dan dibesarkan. Pendidikan yang memperhatikan konteks sosial budaya seperti itu diyakini akan lebih membahagiakan si anak. Terkait dengan situasi pendidikan saat ini pemikiran Ki hajar rasanya sangat sesuai terlebih mengingat Indonesia merupakan negara yang majemuk, beragam dan terpisah oleh pulau-pulau.

Masih menurut Ki Hajar kedudukan sebagai penuntun menuntut guru harus menjadi contoh saat berada didepan (tut Wuri handayani). Untuk itu guru diharapkan belajar lebih dari murid agar murid bisa meneladani si guru. Proses belajar guru sebagai penuntun agar ia bisa menyesuaikan diri dengan kodrat zaman yang oleh Ki hajar aspek penting dalam keberhasilan pendidikan.

Hari ini saya sebagai Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, mempunyai beban tugas yang sangat berat, khususny dalam penanaman nilai Religius, karakter, Akhlakul karimah dan nilai-nilai istiqomah bagi peserta didik saat ini. Seiring perkembangan teknologi, yang secara tidak langsung pula mengubah gaya kehidupan masyarakat, dan disisi lain juga akan menjadi baik tentunya apabila dapat digunakan dan dimanfaatkan dengan sebagaik-baiknya. Dengan majunya dan pesatnya perkembangan teknologi akan mempermudah pula bagai murid untuk mencari Ilmu pegetahuan tentang manfaat, nilai-nilai dan apa saja yang Akan Allah berikan kepada kita manakala melaksanakannya sesuai dengan ketentuan yang disyari’atkan oleh Agama Islam, melalui Al-qur’an dan Hadits. Namun perlu pengamalan dan praktik untuk menuju dan mendapatkannya.

Oleh karena itu, sebagai ketuntasan dalam Materi Sholat Fardhu dan Sholat Sunnah, perlu untuk melihat kemampuan praktik dan pengamalan murid baik secara Individu maupun kelompok. Bukan hanya itu saja, pada materi lain yaitu tentang THAHARAH perlu juga pengamalan Praktik tentang Tatacara Wudhu baik Fardhunya maupun kesunnahan dalam berwudhu. Dalam hal ini saya tentuk merasa salah satu orang yang dipersalahkan manakala murid yang saya didik masih lemah dalam penguasaan materi dan praktiknya.  Selain derasnya kemajuan teknologi yang tidak lagi dapat dibendung, maka saya harus juga mampu menanamkan pemahaman kepada Murid untuk bijak dan tetap mampu memilah dan menyaring segala Informasi yang hadir seiring perkembangan teknologi, dan yang terpenting juga adalah bagaimana murid harus bisa menjadi generasi yang memanfaatkan teknologi Dalam hal Ibadah misalnya, murid dapat mencari melalui literasi teks maupun Video tentang tatacara Ibadah Wudhu dan sholat sesuai tuntunanagama.  Dan juga bagaimana guru mampu dan selalu mengingatkan, bekerja sama dengan orang tua untuk selalu memperhatikan pelaksanaan ibadah murid ketika dirumah. Dengan melihat situasi ini, maka saya merasa perlu untuk melakukan penguatan terhadap apa yang sudah dilakukan di dalam kelas, baik melalui Literi teks maupun video. Sebagai penyelesaian kegiatan pembelajaran di kelas VII (tujuh) terlebih kepalas 9 (sembilan) yang akan lulus sebagai Alumni sekolah.

Ketika mengajar Dikelas VII (tujuh), bertepatan dengan materi Tharoh dan dilanjutkan dengan materi Sholat wajib dan Sholat Sunnah. Pada pelaksanaannya, saya masih menemukan murid yang belum belum melakukan praktik nya dengan baik pada pelaksanaan wudhu, begitu pula dengan gerakan Sholat dan baca-bacaan Sholat. Hal ini sontak membuat saya harus berfikir dan mengambil keputusan untuk melakukan dan melihat secara langsung kemampuan siswa dalam praktik ibadah yang dimaksud. Karena ini berkaitan dengan materi Ubudiyah/ibadah tentu ini masalah yang harus diatasi dan diselesaikan. Sebagai Guru pendidikan Agama Islam, dan juga sebagai Orang tua murid ketika disekolah, Apa kiranya keputusan yang tepat agar Murid dapat memiliki kemampuan dalam praktik Ibadah wudhu dan Sholat serta menjadi pembiasaan yang dapat dilakukan dengan Istoqomah yang tidak hanya dilakukan disekolah namun juga dapat dilakukan dirumah dan lingkungan masyarakat.

 

B.      Alasan Memilih Aksi Tersebut

Setiap perbuatan tentu ada harapan ataupun tujuan yang akan terus dipegang utamanya hal yang berkaitan dengan Nilai-nilai Religius, akhlakul karimah dan Keistiqomahan guru dan murid. Oleh karena itu, alasan saya memilih aksi tersebut adalah disarkan kepada dan dengan Alasan karena:
  • Masih terdapat Siswa yang belum Hafal dengan baik dan benar tentang bacaan-bacaan Sholat, dan terdapat gerakan praktik Ibadah Wudhu dan Sholat  yang belum Sesuai dengan ketentuan.
  • Praktik ini bukan hanya sebatas pengetahuan saja, namun harus menjadi praktik baik yang terus melekat pada jiwa dan karakter murid baik dirumah maupun di sekolah.
  • Penanaman pemahaman dan praktik Ibadah ini adalah salah satu cara guru Mata Pelajaran untuk memantau dan mengkoreksi cara berwudhu’ gerakan dan Bacaan sholat fardhu murid-murid
  • Membantu Murid dalam mengatasi masalahnya dalam bacacaan dan gerakan Wudhu dan Shalat secara baik dan benar sesuai tuntunan yang telah disyari’atkan.
  • Harapnya sebagai guru Mata Pelajaran agar nantinya siswa-siswi ini dapat terus melaksanakan kewajibannya untuk mengerjakan sholat Lima waktu, sehingga apa yang kami ajarkan kepada mereka dapat bermanfaat bgai kehidupan mereka baik saat ini maupun dikehidupan yang akan datang.
  • Mendapatkan penyelesaian masalah dan menemukan solusi dalam membantu murid yang belum hafal dan belum sempurna dalam bacaan dan gerakan ibadah Wudhu dan Sholat.
  • Melakukan praktik pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, sesuai dengan literasi dalam Modul 3.1 yaitu 4 (empat) paradigma Dilema Etika, 3 (tiga) prinsip Dilema Etika dan 9 (sembilan) Konsep pengambilan dan keputusan Dilema Etika.

 C.      Hasil Aksi Nyata yang dilakukan

Dalam prosesi Aksinyata dan penyelesaian masalah yang saya paparkan di atas, maka untuk membantu dalam menyelesaikannya saya menggunakan tahapan demi tagapan analisis dan study kasus/masalah dengan langkah-langka sebagaimana yang sudah didapatkan pada Modul 3.1 ini. Berdasarkan kasus/masalah yang saya hadapi maka yang saya lakukan adalah menganalisisnya dengan 4 (empat) paradigma Dilema Etika, 3 Prinsi Dilema Etika dan  9 (sembilan) Konsep pengambilan dan keputusan Dilema Etika. Adapun hasil yang didapat sebagai berikut:

Sesuai dengan Masalah dan kasus yang sedang hadapi maka Paradigma Dilema Etika yang saya hadapi adalah Jangka Pendek lawan Jangka Panjang (short term vs long term).

Adapun Berdasarkan Prinsipnya, maka Ini sesuai dengan Prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Karena memang harapannya Murid dapat menjiwai dan memaknai setiap gerakan Sholat dan dan wudhu serta menjadikan paraktik baik yang menjadi pembiasaan yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan yang disyariatkan Agama Islam.  Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), karena memang sesuai dengan aturan Agama, maka Ibadah Sholat merupakan kewajiban setiap Individu yang sudah Balligh untuk melaksanakan Sholat dan bagian terpenting dalam Agama. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking), ini dipilih karena menurut saya bahwa selain orang tua, guru yang merupakan bagian dari orang tua di sekolah harus menunjukan kepedulian bahwa selalu memberikan perhatian dan mengingatkan dengan tidak bosannya bahwa murid-murid harus tetap membiasakan dan melakukan dengan Istiqomah akan kewajiban Sholat dan Wudhu dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun. Tahapan selanjutnya tahapan dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang saya lakukan adalah dengan 9 (sembilan) Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan. 

1.     Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

Pada situasi yang sedang saya saya hadapi, maka nilai yang saling bertentangan adalah Nilai Religius, Istiqomah, tanggung jawab seorang Muslim dalam menjalankan Ibadah sesuai dengan keyakinan dan ketenangan.

2.     Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?

Pihak yang terlibat dalam situasi ini adalah Guru, Murid dan Orang Tua tentunya sebagai bentuk pengawasan terhadap murid dalam pelaksanaan Ibadah ketika dirumah, lingkungan keluarga dan masyarakat.

3.     Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?

Fakta Relevang dengan masalah ini adalah:

Ø  Terdapatnya sejumlah siswa yang belum Hafal dengan baik dan benar tentang bacaan-bacaan Sholat Do’a Setelah Wudhu

Ø  Terdapatnya sejumlah siswa yang belum baik dan benar dalam mempraktikkan gerakan Sholat dan Wudhu

Ø  Guru yang merasa dan memandang perlu untuk melakukan praktik secara individu ataupun kelompok dalam hal praktik gerakan Sholat dan Wudhu.

Ø  Melakukan Bimbingan dan Kolaborasi dengan Orang tua prihal bimbingan dan pengawasan murid

4.     Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut

Ø  Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)

Tidak ada, karena sejatinya Ibadah Wudhu dan Sholat merupakan perkaran wahib bagi setiap individu Muslim, yang harus dilakukan pembiasaan sedini mungkin dan melekat pada jiwa dan sanubari murid.

Ø  Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)

Tidak ada.  Dalam kasus ini, tidak ada pelanggaran Kode Etik, Justru Guru bersama Murid sedang menjalankan dan menanamkan nilai edukasi Religius terhadap murid, agar tertanam rasa tanggung jawab dan istiqomah dalam diri dalam Iman dan Taqwa.

Ø  Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)

Tidak Ada, karena ini adalah merupakan keputusan yang dilakukan guru sebagai Implementasi jangka Pendek dan diharapkan menjadi pembiasaan yang dilakukan murid dimanapun dan dalam keadaan apapun. Karena merupakan perintah agama yang harus dijalankan dengan sebaik mungkin dan penuh dengan kekhusyuan.

Ø  Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?

Dalam Hal ini saya tentu dan sangan merasa Nyaman, Karena pembiasaan dan keputusan yang kami lakukan bukan hanya membentuk penanaman karakter murid disekolah, namun dapat kiranya menjadi contoh dan pembiasaan yang juga dilakukan oleh murid lain di luar sekolah kami.

Ø  Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda  dalam situasi ini?

Karenena ini merupakan Praktik baik, saya merasa bahwa Panutan/Idola saya akan melakukan dan akan mengambil keputusan yang sama, bahkan jauh lebih baik lagi dari apa yang sudah saya putuskan sebagai pemimpin pembelajaran.

5.     Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?

Sesuai dengan Masalah dan kasus yang sedang hadapi maka Paradigma Dilema Etika yang saya hadapi adalah Jangka Pendek lawan Jangka Panjang (short term vs long term). Dimaksudkan bahwa, praktik ini bukan hanya dilakukan pada saat terjadinya situasi dan masalah ini muncul, namun paradigma ini diambil sebagai proses jangka panjang untuk terus menerus dilakukan penyelesaian dan juga menjadi pengamalan baik dilakukan di sekolah maupun dirumah serta lingkungan mereka tinggal, dilakukan dengan penuh kesadara, keikhlasan dan selalu istiqomah dalam pelaksanaannya.

6.     Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai?

Sesuai dengan Masalah yang sedang kami hadapi, maka prinsip yang digunakan adalah:

Ø Prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

Ø Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

Ø Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking),

7.     Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

Untuk kasus ini, saya belum menemukan Penyelesaian kreatif lainnya dari Keputusan yang sudah saya lakukan.

8.    Melakukan Prinsip Resolusi dengan Apa keputusan yang akan Anda ambil?

Ø  Melakukan Identifikasi terhadap siswa dalam praktik wudhu dan Sholat

Ø  Meminta siswa menghafal baca-bacaan sholat dan di persentasikan di hadapan guru

Ø  Mengajak siswa mempraktikkan gerakan wudhu dan sholat serta ketentuan didalamnya

Ø  Membuat gambar/video Gerakan Wudhu dan Sholat yang dilakukan murid

Ø  Melakukan pembiasaan praktik wudhu dan Sholat berjamaah baik Duha maupun Zuhur di sekolah.

9.    Investigasi Opsi Trilema dengan Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Pengambilan keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran telah saya lakukan. Dengan penuh kesadaran bahwa setiap keputusan tentu memiliki resioko masing-masing, namun dengan penuh keyakinan bahwa keputusan yang sudah saya lakukan merupakan keputusan terbaik bagi saya, Murid dan Lingkungan Sekolah dan pembelajaran. Namun, keputusan ini tidak bersifat mutlak artinya apabila dikemudian hari terdapat keputusan yang belih baik, yang lebih efektif dalam penanaman budaya dan karakter positif untuk murid disekolah dan lingkungan, maka tidak menutup kemungkinan keputusan tersebut akan dilakukan penyempurnaan, selama tidak bertentangan nilai-nilai Religius dan nilai-nilai kebajikan Universal.

 

Perasaan (feelings)

Dalam menjalankan Aksi Nyata modul 3.1.a.10 ini, bukan hanya sebagai pemenuhan Tugas Modul 3.1, melainkan betul-betul sesuai dengan fakta yang terjadi dilapangan. Oleh karena itu, perasaan saya dalam menjalankan kegiatan ini yang pertama Senang dan lega karena sudah banyak belajar dalam Modul ini dan dapat menerapkannya meski tentunya belum dengan baik dan sempurna. Selain itu, saya dapat mempraktikan dan mengetahui tentang Pengambilan keputusan yang efektif dan efesien serta dilakukan dengan berbagai proses matang dengan harapan keputusan yang diambil dapat bermanfaat utuk guru, murid dan lingkungan serta sesuai dengan nilai-nilai kebajikan dan dapat dipertanggung jawabkan. Yang ke dua saya belajar lebih peka terhadap situasi dan kondisi disekolah, lebih belajar mengelola emosi ketika dihadapkan pada suatu dilema. Disisi lain saya merasakan kehawatiran dan sedih karena masih menemukan siswa yang belum baik dalam melaksanakan praktik ibadah wudhu dan Shalat terlebih berkaitan dengan bacaan-bacaan Sholat.

 

Pembelajaran (Findings)

Pembelajaran yang saya dapatkan dalam Aksi Nyata ini adalah saya dapat melakukan praktik secara langsung dari materi-materi yang telah saya dapatkan terlebih penerapan analisis dan tahapan pengambilan keputusan dengan 4 (empat) paradigma dilema Etika, 3 (tiga) prinsip dilema etika dan 9 (sembilan) konsep pengambilan dan Uji Keputusan. Dengan demikian, keputusan yang sudah diambil merupakan keputusan terbaik karena telah melalui tahapan-tahapan dan didiskusikan bersama pimpinan dan rekan sejawat berkaitan pengambilan keputusan  sebagai pemimpin pembelajaran.  Selain itu, saya juga dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa dalam praktiknya pada ibadah Wudhu dan Sholat, tentunya denga beberapa keputusan yang sudah saya lakukan sebagaimana dalam paparan diatas.

 

Penerapan Kedepan (Future)

Agar pengetahuan yang sudah dipelajari terus menjadi Ilmu yang bermanfaat, tentu sesuai dengan Pepatah Arab mengatakan ”Al-Ilmu bila ‘Amalin Kas-Shajarin Bila Tsamarin”. Artinya: Ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah. Berkaitan dengan ini, tentuk saya akan menerapkannya dikemudian hari dan disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Dalam penerapan aksinyata kali ini, baik keputusan yang telah saya lakukan maupun analisis masalah yang belum seuai dengan banyak keingin beberapa pihak, tentuk saya merasa perlu mempelajari lebih dalam dan melakukan perbaikan-perbaikan lagi dalam pengambilan keputusan, agar semangkin matang, lebih terampil dan lebih kreatif dan sesuai dengan nilai kebajikan dan budaya positif disekolah serta keputusan pembelajaran yang dapat dipertanggung jawabkan. Dan pengambilan keputusan selanjutnya akan saya lakukan dengan lebih cermat agar tidak ada yang dirugikan. Dan dalam penerapannya tentu sulut uuntuk menentukan waktu, karena setiap masalah dapat terjadi kapan saja, dan berharap bahwa tidak ada masalah dan semua berjalan baik dan pembelajaran dilakukan dengan penuh makna sesuai dengan qudrat murid, budaya sekolah dan lingkungan.


Dokumentasi Foto/ Video 




Produk Praktik wudhu siswa
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki

Praktik Kelompok "A"
 Sholat Berjama'ah












Bimbingan Gerakan dan Bacaan Sholat
Berdasarkan Kelompok








Dokumentasi Tugas Individu Siswa 
Tentang Gerakan Sholat





 

Tugas 3.3.a.10 Aksi Nyata- Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid

  Tugas 3.3.a.10. Aksi Nyata Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid Oleh. Nurwahid CGP Angkatan 4 Kabupaten Melawi Provinsi Kalimanta...